VIVAlife - Sejumlah literatur menyebut susu sebagai salah satu sumber terbaik kalsium dan nutrisi penting bagi tubuh. Namun, pemahaman ini seringkali terbentur dengan argumen ilmiah yang menyebutkan bahwa susu buruk bagi tubuh. Ini mengingat enzim pencerna susu hanya bertahan sampai usia dua tahun.
Dr Yoga Devaera, Sp.A dari Divisi Nutrisi & Penyakit Metabolik, Departemen Ilmu Kesehatan Anak, FKUI-RSCM, mengatakan bahwa setelah usia dua tahun enzim pencerna susu tidak sepenuhnya hilang. Hanya berkurang.
"Jika Anda rajin mengkonsumsi susu, maka enzim pencerna susu dalam tubuh akan bertambah lagi," ujarnya kepada VIVAlife di sela-sela talkshow Tetra Pak bertajuk 'Teknologi UHT Menjaga Kandungan Gizi Alami pada Susu Cair Tanpa Bahan Pengawet'.
Ia menambahkan bahwa jika Anda sempat berhenti mengkonsumsi susu lalu mengkonsumsinya lagi, enzim pencerna susu akan bertambah pelan-pelan.
Lalu kapan waktu terbaik minum susu? Pilih waktu di antara makan. "Untuk orang dewasa idealnya pagi dan malam hari agar tidak mengganggu waktu makan. Bagi anak-anak, tentunya dapat mengkonsumsi susu lebih sering dalam sehari," ujarnya.
Sementara mereka yang tak menyukai susu bisa menyiasatinya dengan asupan kalsium dan asupan produk olahan susu seperti yogurt, cream soup, pudding susu, dan es krim. "Kalau ibu hamil yang tidak menyukai susu, dapat mengkonsumsi sumber kalsium lain atau suplemen, meski susu tetap sumber kalsium terbaik," ucapnya.
Mereka yang tak suka citarasa susu murni juga bisa mencampurkan kayu manis atau perasa favorit lainnya. Itu tidak akan mempengaruhi kandungan nutrisi di dalamnya. Yang penting mengkonsumsi susu secara moderat. Tidak berlebihan.
"Kalau asupan susunya cukup, maka tubuh dapat menyerap kalsium dan nutrisi dengan baik. Jika mengkonsumsi susu berlebihan, justru kalsium yang terserap tubuh sedikit. Itulah sebabnya segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik," ujarnya.
Via: Kontroversi Susu, Baik atau Buruk Bagi Dewasa?
0 Comment to "Kontroversi Susu, Baik atau Buruk Bagi Dewasa?"
Post a Comment