VIVAlife - Usia pria saat bereproduksi memengaruhi kondisi kesehatan anak. Sebuah studi terbaru menunjukkan, pria dengan usia 40 tahun atau lebih berisiko tinggi memiliki keturunan dengan autisme atau skizofrenia.
Berdasar studi yang digelar deCode Genetics, Islandia, tersebut, risiko itu muncul akibat terjadinya mutasi genetika dalam sperma. Mutasi gen yang terjadi semakin banyak seiring bertambahnya usia, seperti dilansir Washington Post.
Pria usia 20 tahun menurunkan setidaknya 25 mutasi gen kepada anak. Pria usia 40 tahun bisa menurunkan 65 mutasi gen. Sementara wanita selalu menurunkan 15 mutasi gen, tidak peduli berapapun usia.
"Ini bisa memberikan satu penjelasan atas kasus autisme yang terus bertambah. Penambahan itu bisa jadi terkait usia pria yang bereproduksi saat usia mereka sudah mulai menua," kata Alexey Kondrashov, yang mempublikasikan hasil penelitian ini di Jurnal Nature.
Mutasi gen seiring dengan pertambahan usia adalah hal biologis yang pasti terjadi dan tidak dapat diubah. Karenanya, Kondrashov menyarankan pria yang berencana memiliki keturunan di usia tua untuk berpikir ulang atau memutuskan membekukan sperma sejak muda.
Sperma Pengaruhi Kesehatan Anak
Memperhatikan kesehatan sperma menjadi penting bagi mereka yang berencana memiliki buah hati. Selain mempengaruhi tingkat kesuburan, sperma juga menentukan kualitas kesehatan anak di kemudian hari.
Penelitian University of Washington memperlihatkan bahwa sperma membawa sifat genetik yang mempengaruhi perkembangan kesehatan keturunannya. Bukan tidak mungkin kualitas sperma yang buruk akan mewariskankan masalah kesehatan serius, seperti diabetes, depresi dan obesitas.
Menurut Profesor Marcus Pembrey, ahli genetika klinis di Institute of Child Health, London, pria yang memiliki kebiasaan merokok sejak muda bahkan secara khusus memengaruhi perkembangan anaknya menjadi gemuk atau obesitas. Tak peduli keturunannya perempuan atau laki-laki.
Sementara Anne Ferguson-Smith dari Cambridge University menyebut bahwa pria yang senang menyantap makanan berkadar lemak tinggi cenderung memiliki anak obesitas dengan risiko tinggi diabetes dan tingkat insulin rendah.
Lewat penelitian tersebut, sejumlah pakar kesehatan ingin memperingatkan bahwa tanggung jawab kesehatan anak ada di pundak kedua orangtuanya. Bukan hanya ibu yang mengandung, calon ayah juga perlu menjalani gaya hidup sehat jika ingin memiliki keturunan sehat.
Via: Studi: Usia Ayah Tingkatkan Risiko Anak Autis
0 Comment to "Studi: Usia Ayah Tingkatkan Risiko Anak Autis"
Post a Comment