VIVAnews - Operasi plastik telah lama menjadi bisnis besar di Amerika, namun saat ini tren tersebut menyapu seluruh Asia. Angka yang dikeluarkan oleh International Society of Aesthetic Plastic Surgery (ISAPS), menunjukkan Korea Selatan adalah pasar terbesar di dunia untuk prosedur kosmetik atau kecantikan.
Dalam upaya untuk mengubah penampilan, 20 persen wanita berusia 19 hingga 49 tahun di Seoul, ibukota negara itu, mengakui bahwa mereka telah melakukan operasi plastik. Prosedur bedah yang paling populer antara lain operasi kelopak mata ganda (untuk mengurangi kelebihan kulit pada kelopak mata atas untuk membuat mata tampak lebih besar), lipoplasty (menggunakan gelombang suara berfrekuensi tinggi untuk menghilangkan lemak), dan operasi hidung.
Sementara, di bagian non-operasi plastik, botox dan laser hair removal tetap menjadi favorit. Diyakini, bahwa kebangkitan industri musik pop Korea Selatan jadi latar belakang tren ini. Banyak pasien mengunjungi klinik dengan membawa foto-foto selebriti, lalu meminta ahli bedah untuk meniru sudut hidung atau mata.
“Mereka tahu bahwa beberapa bintang tidak terlahir indah. Mereka jadi cantik dengan sedikit bantuan dari ahli bedah plastik,” ungkap Hong Jeong-geun, juru bicara Korea Society of Plastic and Reconstructive Surgeons, dikutip dari NY Dailynews.
Salah satu klinik terbesar di negara itu, JK Plastic Surgery Center, yang didirikan oleh dokter bedah plastik Joo Kwon, baru-baru ini bahkan membuka hotel. Hotel ini khusus untuk melayani pelanggan yang siap menghabiskan sekitar US$18 ribu atau Rp166 juta untuk operasi plastik dalam satu kali kunjungan.
Kwon mengaku ia pernah kedatangan wanita Cina yang ingin disulap menjadi seperti Lee-Young Ae, aktris top Korea Selatan yang membintangi serial "Jewel in the Palace". Peningkatan jumlah klien non-Korea memang dipercaya bisa membantu meningkatkan perekonomian Korea.
Menurut data pemerintah Korsel, pengeluaran medis oleh pengunjung asing mencapai mencapai $116 juta pada tahun lalu. Sebanyak 14 persen mencari perawatan operasi plastik atau kulit
seperti botox.Hampir setengah dari semua orang asing yang datang ke Korsel untuk mempercantik diri, ingin melakukan bedah hidung, facelift, pengurangan tulang rahang dan tummy tuck berasal dari Cina.
Jumlah mereka hampir tiga kali lipat, dari 1.657 pada 2009 menjadi 4.400 pada tahun 2010. Tetapi Kwon memperingatkan bahwa kaum muda harus berhati-hati ketika akan melakukan bedah plastik.
"Saya pikir Korea Selatan memiliki definisi yang sempit mengenai kecantikan, karena kita merupakan masyarakat etnis yang homogen dan semua orang tampak hampir sama. Hal ini juga terkait dengan harga diri yang rendah,” jelasnya.
Tak Lagi Dianggap Tabu
Dalam tradisi Korea, merusak tubuh yang diberikan oleh orang tua adalah pelanggaran terhadap ajaran Konfusianisme. Namun dalam beberapa dekade terakhir, ajaran itu sudah hampir terkubur.
Operasi kosmetik telah menjadi senjata orang-orang Korea Selatan untuk mengesankan orang lain. Termasuk, penanda status sosial.
"Rasanya seperti membeli sebuah tas tangan mahal," kata Whang Sang-min, psikolog di Universitas Yonsei, seperti dikutip dari New York Times.
Tak hanya itu, banyak orangtua menjanjikan putri mereka operasi mata jika mereka lolos ujian perguruan tinggi. Di Apgujeong, tidak sulit menemukan wanita muda berbelanja dengan santai di toko swalayan setelah melakukan bedah plastik, mengenakan kacamata dan masker.
Sebagai peringatan soal bahaya operasi Tahun lalu, Departemen Pendidikan Korsel mengeluarkan buku peringatan kepada para siswa mengenai tingginya sindrom operasi plastik. Mereka mengutip kisah Michael Jackson dan seorang wanita lokal yang kecanduan operasi plastik sehingga wajahnya jadi bengkak.
Hanya saja, banyak orang Korea tak peduli dengan risiko itu. Seorang pekerja bernama Seonghee Yang, 25, yang berasal dari Seoul mengungkap kalau prosedur kecantikan bukan lagi hal tabu.
"Korea memandang prosedur kecantikan sebagai 'kekuatan'. Mereka melihatnya sebagai cara untuk memperbaiki diri dan para selebriti tidak mengenal tabu untuk membicarakannya,” kata Yang.
Ia juga mengungkap kekhawatiran jikalau prosedur kecantikan yang salah berkembang menjadi kasus-kasus ekstrim. “Tetapi jika operasi plastik dapat membantu orang lebih percaya diri, maka saya pikir tidak yang salah dengan itu.” (eh)
0 Comment to "Demam Cantik "Plastik" Wanita Korsel"
Post a Comment